Pages

Monday, February 13, 2012

Rindu Rasululluah Kepada Umatnya,

Rindu Rasululluah Kepada Umatnya, 
Umatnya Yang Berada Pada Akhir Zaman




Assalamualaikum..
All praises to Allah,
Praise be to Allah, who created the heavens and the earth, the Lord of the worlds....

Dengan segala kerendahan diri, puji serta syukur kita hanya teruntuk Tuhan yang satu, Tuhan Yang Agung, Tiada Tuhan Selain-Nya, Allah swt. serta shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita, suri tauladan kita, ya Habiballah Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman. 

(Entry ini akan berada pada entry pertama blog ini sehingga 13 Februari 2012. Kepada rakan followers dan rakan pembaca, sila skrol ke bawah bagi membaca artikel terkini blog ini)

Sungguh betapa indah dan betapa beruntungnya umat Nabi saw. yang hidup di masa beliau hidup, umat yang ikut setiap jejak langkah beliau berjuang fi sabilillah di bawah panji la ilaha ilallah. Namun sebenarnya kita lebih baik karena kita umat Nabi SAW.

Pernahkah kita terfikir, bahawa Nabi Muhammad SAW, sangat merindui umatnya yang hidup pada akhir zaman?

Saudaraku, kita yang hidup di masa beliau telah tiada berabad-abad lalu. Seribu tahun lebih, Nabi Muhammad SAW pergi meninggalkan kita. Tetapi kita selalu mencintai dan merindukan Rasulullah SAW. 

Seharusnyalah bila kita mengaku mencintai dan merindukan Nabi Muhammad SAW, maka ikutilah sunnah- sunnah Nabi Muhammad SAW, tetapi tetap dahulukanlah yang wajib. Sesungguhnya Nabi SAW tidak akan puas, tidak akan bahagia, tidak akan senang jikalau seorang dari umat beliau masih berada dalam neraka.

Saudaraku, mari kita ikuti sirah Rasulluah SAW, Yang sangat rindukan umat nya yang hidup pada akhir zaman...

Suasana di majlis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian. 

Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna.

"Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? " Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.

"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah.

"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. 

Kemudian baginda bersuara, "Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka."
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda: "Siapakah yang paling ajaib imannya?" tanya Rasulullah.



"Malaikat," jawab sahabat.

"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah.

Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, " Para nabi."

"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka."

"Mungkin kami," celah seorang sahabat.

"Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada ditengah-tengah kau," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.

"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.

"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. "

"Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.


Begitulah nilaian Allah SWT. Bukan jarak dan masa yang menjadi ukuran. 
Bukan bertemu wajah itu syarat untuk membuahkan cinta yang suci. 
Pengorbanan dan kesungguhan 
untuk mendambakan diri menjadi kekasih kepada kekasih-Nya itu, 
diukur pada hati dan buktikan dengan kesungguhan beramal dengan Sunnahnya.


Pada kita yang bersungguh-sungguh mahu menjadi kekasih kepada kekasih Allah itu, wajarlah bagi kita untuk mengikis cinta-cinta yang lain. Cinta yang dapat merenggangkan hubungan hati kita dengan baginda Rasulullah.


Wahai Rasulullah saw. betapa indahnya dirimu, engkau suri tauladan yang baik. 
Wahai Rasulullah engkau adalah sebaik-baik ciptaan yang diciptakan oleh Allah SWT.
Wahai Rasulullah SAW, betapa dinantikannya dirimu, 
hingga para Nabi sebelummu pun ingin menjadi umatmu.


Wahai Rasulullah saw betapa dicintainya engkau, hinga saat engkau wafat tiada yang percaya bahkan sahabat `Umar berkata: “Tak seorangpun yang kudengar menyebut Rasulullah SAW. wafat, melainkan ia akan kupancung dengan pedangku ini!”

Wahai Rasulullah saw. sungguh diri ini, ruh ini dan seluruh umatmu umat muslim mencintai dan merindukanmu, maka berilah syafa’at kepada kami dihari akhirat nanti agar kami dapat berkumpul dengan engkau di sYurga Allah SWT

Sungguh tiada kesenangan yang melebihi kesenangan
disaat terlantunkan kalimat-kalimat Al-Qur’an.
Sungguh tiada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan disaat teringat akan kabar gembira yang dijanjikan Allah SWT dalam setiap ayat Qur’an. 
Sungguh tiada kesedihan melebihi kesedihan disaat terbaca kalimallah yang mengabarkan tentang kepedihan yang akan Allah SWT berikan kepada orang-orang yang lalai.


Sungguh tiada ketakutan yang melebihi ketakutan akan azab Allah SWT yang pedih.
Dan sungguh tiada ketenangan dan kedamaian yang tercipta layaknya saat terlantunkan lisan dan hati ini mengucap LA ILAHA ILALLAH MUHAMMADURRASULULLAH.

Marilah kita berselawat dan salam buat junjungan mulia Rasulullah s.a.w...

3 comments:

  1. Mencari keindahan dari apa yg diberikan/ditingglkan kepada kita oleh baginda tak tercapai segalanya. Namun berusaha menjadi yg terbaik dgn bermuhasabah selalu...

    Bersama berselawat sepanjang masa moga syafaat diterima di hari pengadilan kelak. Amiiinnn...

    ReplyDelete
  2. Kak Zakie,benar tu kak.mari kita selalu ebrselawat ke atas Nabi Muhammad SAW. Terima kasih atas kunjungan kakak di sini

    ReplyDelete
  3. salam kak boleh sy tahu ni periwayat hadis ni...dah lama tercari2..

    ReplyDelete